Minggu, 27 Oktober 2019

Revolusi Rusia

REVOLUSI RUSIA

Revolusi Rusia ~ Pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II (1894–1917), pemerintahan sangat reaksioner dan bersifat otokratis. Akan tetapi, dalam bidang ekonomi sangat progresif, terutama dalam bidang industri, seperti industri tekstil, pertambangan, batubara, dan besi. Dengan industri yang maju inilah maka muncullah kaum buruh. Pada tahun 1905 terjadi pemberontakan kaum buruh yang bertujuan untuk menuntut perbaikan nasib dan persamaan hak. Hal ini selaras dengan semboyan mereka, yakni sama rasa sama rasa. Di samping itu, rakyat juga menuntut adanya pemerintahan yang liberal. Pada saat itu, Rusia mengalami kekalahan dalam perang melawan Jepang. Di tengah-tengah situasi yang sedang kacau itu, Tsar Nicholas II masih mampu mengatasi keadaan dengan mengambil tindakan dengan menjamin kebebasan berserikat dan pembentukan Duma (DPR).
Namun dalam Duma itu sendiri terjadi pertentangan antara kaum Sosialis dan kaum Liberalis. Kaum Sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis, sedangkan kaum Liberal menghendaki adanya monarkhi konstitusional. Nicolas II bersikap keras, dan memihak kepada kaum Sosialis sehingga Duma dibubarkan. Hal inilah yang kemudian mendorong timbulnya revolusi.

*Latar belakang Revolusi Rusia
Pada dasarnya Revolusi Rusia terjadi akibat sikap Tsar Nicholas II yang otoriter. Tindakan tersebut melahirkan persatuan kaum buruh, petani, dan tentara Rusia. Munculnya Partai Sosial Demokrat (PSD) turut pula mempengaruhi jalannya revolusi. PSD adalah partai yang didirikan oleh George Plekhanov pada 1898, namun pada 1903 PSD terbagi menjadi dua aliran, yaitu Menshevik (sosial demokrat atau sosialis) yang dipimpin oleh George Plekhanov dan Alexander Karensky sedangkan Bolshevik (radikal revolusioner atau komunis) dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin), Leon Trotsky, dan Joseph Vissarionovic (Stalin).
Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Tsar Nicholas II
Salah satu pemicu ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar Nicholas II adalah peristiwa Minggu Berdarah (Bloody Sunday 1905). Peristiwa ini disebabkan karena adanya aksi protes oleh rakyat yang meminta keadilan kepada Tsar Nicholas II sebab mereka diperlakukan tidak adil. Aksi ini memicu tewasnya 1000 orang karena terjadi baku tembak antara aparat keamanan dan para demonstran.Bloody Sunday 1905 juga merupakan salah satu pemicu Revolusi Rusia yang terjadi pada bulan Februari 1917.
Muncul kelompok penentang Tsar Nicholas II
Sebagai akibat dari perlakuan Tsar Nicholas II yang otoriter, muncul beberapa kelompok yang mendeklarasikan diri sebagai penentang Tsar Nicholas II. Kelompok apa saja, ya?
Kekalahan Rusia dalam Perang Dunia I
Kalahnya Rusia pada Perang Dunia I menyebabkan perekonomian Rusia memburuk.  Rusia dilanda kelaparan hebat karena minimnya persediaan bahan makanan. Akibatnya, rakyat semakin meragukan kepemimpinan Tsar Nicholas II.
Terjadinya kesenjangan sosial
Selain dilanda kelaparan, salah satu faktor yang semakin memicu terjadinya Revolusi Rusia adalah adanya kesenjangan sosial antara kaum bangsawan dan rakyat. Gaya hidup bangsawan yang mewah berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat yang serba kekurangan.

*Proses Revolusi Rusia
Tahukah kamu, ternyata Revolusi Rusia terjadi dalam dua fase, yaitu pada Februari 1917 dan Oktober 1917. Apa yang membedakan kedua fase tersebut, ya?Kuy, kita simak satu persatu!
Revolusi Februari 1917
Revolusi pertama terjadi pada 23-27 Februari 1917. Revolusi ini terjadi karena Tsar Nicholas II menindak tegas aksi protes yang dilakukan rakyat Rusia di St. Petersburg. Akibatnya, golongan menengah dan kaum proletar Bolshevik bersatu melawan kekejaman Tsar Nicholas II. Revolusi berhasil dengan keputusan turunnya Tsar Nicholas II dari kursi pemerintahan. Setelah itu, dibentuklah Pemerintahan Sementara dengan bentuk pemerintahan liberal. Pemimpin dari Pemerintahan Sementara adalah Alexander Karensky.
Revolusi Oktober 1917
Revolusi kedua yang terjadi pada Oktober 1917 disebut juga sebagai Revolusi Bolshevik. Revolusi ini terjadi karena adanya protes dari kelompok sosialis radikal. Kelompok tersebut beranggapan bahwa pemerintahan Alexander Karensky dinilai lambat mewujudkan cita-cita rakyat Rusia.
Partai Bolshevik dibawah kepemimpinan Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin) berhasil meruntuhkan kepemimpinan Alexander Karensky. Revolusi ini menjadi awal masuknya komunis di Rusia dan pada 30 Agustus 1922, Lenin membentuk Uni Soviet yang meliputi Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia, Republik Sosial Federasi Soviet Transkaukasia, Republik Sosialis Soviet Ukraina, dan Republik Sosialis Soviet Belarusia.
Pemerintahan Lenin kemudian digantikan oleh Joseph Vissarionovic (Stalin) yang melakukan kebijakan politik tirai besi. Di masa pemerintahan Stalin banyak negara-negara di Eropa Timur bergabung dalam Uni Soviet, yang menyebabkan Uni Soviet menjadi negara komunis terbesar di dunia pada tahun 1922-1991.

*Pengaruh Revolusi Rusia pada Masa Kini
Revolusi Rusia melahirkan paham komunis yang tersebar dibeberapa negara, seperti Cina dan Vietnam. Di Indonesia, paham komunis pernah masuk dengan berdirinya partai komunis. Paham komunis diperkenalkan oleh orang Belanda bernama Henk Sneevliet yang lama tinggal di Rusia.
Pada tahun 1914, Hank Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Demoratische Vereeniging (ISDV). Melalui organisasi ini, dia mengembangkan paham komunis terutama di kalangan buruh. Kemudian beberapa tokoh Sarekat Islam cabang Semarang, antara lain Semaun dan Darsono terpengaruh oleh paham tersebut. ISDV mengubah namanya menjadi Partai Komunis Hindia. Nama ini kemudian berubah lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah Drama Pengadilan Kasus Narkoba

Naskah Drama Kelompok 1 ( XI IPS 1 ) Sidang Pengedaran dan Penggunaan Narkoba Pemeran : • Hakim ketua        : Iis Fatimah • Hakim ...